PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN BAHAN SAMPING DARI PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP KONSUMSI"
A. PENGERTIAN MAKANAN DARI BAHAN PANGAN HASIL SAMPING
Bahan baku berupa daging
hasil perikanan dan peternakan merupakan bahan pangan utama manusia, sedangkan
bagian tulang, kulit, jeroan, kaki, dan sisik, bagian tubuh yang jarang
dimakan, tetapi masih dapat dimanfaatkan sebagai Bahan pangan hasil samping
dari hasil perikanan dan peternakan masih memiliki kandungan gizi sehingga
dapat dimanfaatkan hasil samping pangan.
Sebagai olahan pangan
siap konsumsi. Hampir semua bagian dari bahan pangan hasil perikanan dan
peternakan dapat dimanfaatkan manusia. Hal ini menunjukkan betapa Tuhan Yang
Maha Esa menciptakan kebutuhan makanan bagi manusia dengan baik. Anugerah Tuhan
yang patut kita syukuri selalu. Hasil samping dari bahan pangan hasil perikanan
dan peternakan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan siap konsumsi
seperti mie bakso dan ceker ayam, keripik ceker ayam, kerupuk kulit ian,
kerupuk kulit sapi, keripik usus ayam, gulai kepala ikan kakap, rempeyek sisik
ikan, dan lain-lain.
B. JENIS DAN MANFAAT
Jenis-jenis bahan baku
yang digunakan untuk membuat makanan dari hasil samping perikanan dan
peternakan, yaitu:
1. Kepala Ikan
Kepala ikan adalah
bagian kepala dari tubuh ikan, di mana terdapat insang, mata ikan, dan mulut
ikan. Bagian kepala ikan dapat diolah menjadi hidangan yang lezat dan bergizi
seperti: gulai kepala ikan atau sup kepala ikan, bagian kepala ikan masih
memiliki sedikit daging serta nikmat menyatap bagian mata ikan, memiliki nilai
nutrisi yang hampir sama dengan bagian tubuh utama di mana terdapat daging
ikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi serta memiliki nilai jual.
2. Kulit
Kulit ialah bagian
paling luar daging. Kulit merupakan organ tunggal tubuh paling berat, kulit
juga merupakan hasil ternak yang paling tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar
59% dari nilai keseluruhan produk yang dihasilkan oleh seekor ternak. Kulit
mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di
bawahnya, memberi bentuk, mengatur suhu tubuh, tempat sintesis vitamin D. Kulit
dapat diolah menjadi produk pangan seperti kerupuk dan masakan lainnya.
Gambar 1. a. kulit ikan; b. kulit sapi sumber: dok. kemdikbud |
3. Ceker Ayam
Ceker ayam adalah bagian dari tubuh ayam yaitu
bagian kaki ayam. Tekstur yang unik dan rasanya yang gurih membuat ceker ayam
digemari oleh banyak orang. Bagian tubuh ayam ini masih memiliki nilai gizi dan
manfaat bagi tubuh. Ceker ayam mengandung protein, kolagen, zat kapur/kalsium
dan kartilago. Ceker ayam memiliki sedikit daging disemua bagian hingga
ruas-ruas jarinya, ceker ayam juga memiliki tulang lunak yang rasanya gurih dan
lezat. Ceker ayam yang dimasak biasanya akan mengeluarkan cairan atau gel
khusus yang banyak mengandung gelatin. Ceker ayam dapat diolah menjadi produk
pangan seperti, keripik ceker ayam, baso ceker ayam, sup ceker ayam, dan
lain-lain.
4. Tulang Ikan
Selain kepala ikan yang
bisa mengurangi terjadinya osteoporosis ternyata tulang ikan juga dapat
membantu menguatkan dan memperkokoh tulang tubuh manusia karena tulang ikan
mengandung kalsium, fosfor, dan vitamin D yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
dalam menjaga kokohnya tulang. Tulang ikan biasanya dikeringkan dan digiling
menjadi tepung, setelah menjadi tepung ini baru bisa diversifi kasi dalam
bentuk olahan berupa cemilan, seperti pangsit ikan, stik ikan, kerupuk, dan
lainnya. Dapatkah kamu mengidentifi kasi hasil produk samping dari hasil
perikanan dan peternakan yang lainnya yang ada di rumahmu dan sekitarmu? Apakah
hasil samping tersebut masih dapat dimanfaatkan dengan baik? Mengolah hasil
samping dari bahan baku perikanan dan peternakan harus melalui beberapa uji
coba yang membutuhkan ketelitian, ketekunan dan kesabaran karena waktu yang
dibutuhkan relatif lama untuk menghasilkan produk pangan sampingan yang bermanfaat
bagi tubuh manusia yang memiliki nilai gizi yang tinggi, sehat, dikemas dengan
penampilan/kemasan yang menarik dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
C. TEKNIK PENGOLAHAN
Makanan dari Produk
Samping Bahan Baku Perikanan dan Peternakan Beberapa jenis produk olahan pangan
dari hasil samping dari hasil perikanan dan peternakan, telah dikenal sejak
dulu seperti sup ceker ayam, gulai kepala ikan kakap, sup kepala ikan, kerupuk
kulit, dan sebagainya. Saat ini telah dikembangkan olahan hasil samping dari
perikanan dan peternakan berupa cemilan berupa keripik ceker ayam, kerupuk,
pangsit tulang ikan, dan masih banyak lainnya. Olahan tersebut umumnya
dimaksudkan untuk memaksimalkan pengolahan dan menambah variasi jenis olahan
pangan produk hasil perikanan dan peternakan menjadi produk pangan sehingga
makin bermanfaat guna memenuhi kebutuhan pangan bagi kehidupan, serta untuk
meningkatkan nilai ekonomis dari hasil samping pengolahan tersebut. Teknik
pengolahan makanan hasil samping dari bahan baku hasil perikanan dan peternakan
melalui beberapa proses, seperti:
1. Penggorengan
Menggoreng adalah cara
memasak makanan dengan menggunakan minyak atau lemak (margarin, shortening,
mentega) sebagai medium penghantar panas. Lemak sama dengan minyak, dan hanya
berbeda wujud karena perbedaan titik lebur. Aneka jenis ikan laut, daging ayam,
keripik ceker, dan lain-lain adalah beberapa jenis olahan pangan yang antara
lain dimatangkan dengan teknik digoreng.
2. Pengeringan
Pengeringan merupakan
metode tertua untuk mengawetkan bahan pangan maupun non pangan. Pada
pengeringan bahan pangan akan terjadi penurunan kadar air sampai kadar air
tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Selama pengeringan, terjadi penguapan
air yang terdapat dalam bahan pangan. Oleh sebab itu, bahan pangan yang
dikeringkan akan terjaga keawetannya karena kandungan airnya rendah sehingga
organisme pembusuk tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Pengeringan dapat
dilakukan dengan cara mengeringkan bahan pangan di bawah sinar matahari maupun
dengan menggunakan alat pengering. Selain manfaat di atas, pengeringan bahan
pangan juga bertujuan untuk memperkecil volume tempat penyimpanan dibandingkan
dengan bahan pangan yang masih segar. Di samping itu, bahan pangan kering akan
tahan lama bila disimpan dan lebih efi sien dalam proses pengangkutan maupun
distribusi.
3. Penggilingan
Pengilingan tulang ikan
dikerjakan pada ikan yang memiliki ukuran sedang serta besar. Ikan-ikan yang
memiliki tulang ukuran kecil tak mesti digiling. Sebaiknya tulang ikan yang akan
digiling dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu agar kadar airnya
berkurang.
4. Perebusan
Perebusan adalah proses pemasakan bahan baku
dengan menggunakan media air panas. Perebusan bertujuan untuk mematangkan bahan
pangan sehingga diperoleh sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, dan tekstur)
dari bahan yang diinginkan. Perebusan dilakukan dengan mencelupkan bahan pangan
ke dalam air mendidih (100o C) dengan waktu yang bervariasi
tergantung sifat, jenis, dan ukuran bahan.
D. TAHAPAN PENGOLAHAN
Pengolahan hasil samping
dari hasil peternakan dan perikanan yang diolah menjadi produk pangan bertujuan
untuk membuat produk pangan yang lebih variatif, dan memaksimalkan pengolahan
hasil peternakan dan perikanan dengan prosedur pengolahan relatif mudah dan
biaya yang terjangkau. Berikut ini merupakan contoh pengolahan bahan hasil
samping pengolahan ikan menjadi produk pangan cemilan dengan berbahan baku
tulang ikan yang diolah menjadi kerupuk ikan, kerupuk akan diolah dengan teknik
menggoreng. Kerupuk ikan ini dapat dinikmati sebagai teman makan nasi atau
sebagai camilan.
1. Perencanaan
Perencanaan dalam
pengolahan membuat kerupuk tulang ikan juga tetap harus dibuat, (lihatlah
urutan perencanaan pada pengolahan ikan).
1)
Menentukan
bagian-bagian yang akan digunakan untuk membuat produk pangan hasil samping
pengolahan hasil perikanan.
2)
Menyusun
rancangan produk yang akan dibuat.
3)
Menyusun
kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan produk pangan hasil samping
pengolahan dari hasil perikanan yang ingin dibuat.
4)
Menyusun
jadwal pembuatan produk pangan hasil samping pengolahan hasil perikanan
5)
Menentukan
tugas tiap individu.
2. Persiapan Bahan dan Alat
Mempersiapkan bahan dan
alat yang diperlukan secara lengkap. Apakah itu dengan cara membeli atau
meminjam teman/tetangga.
a. Bahan: tepung
kanji, tulang ikan, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, merica bubuk,
dan garam secukupnya.
Gambar 2. bahan pembuatan kerupuk tulang dan kepala ikan lele
sumber: dok. kemdikbud
b. Peralatan: blender,
wajan, baskom, spatula, serokan, panci, dan kompor.
Gambar 3. peralatan untuk pembuatan kerupuk tulang dan kepala ikan lele
sumber: dok. kemdikbud
c. Proses Pembuatan
Berikut ini tahapan
proses pembuatan kerupuk tulang dan kepala lele:
1. Awalnya tulang dan kepala lele dicuci sampai bersih, lalu Kemudian direbus selama
beberapa jam sampai tulang menjadi lunak.
2.
Setelah
itu, pada proses blender ini menjadi tahapan paling memakan waktu lama
dibandingkan proses lainnya karena tekstur yang keras sehingga tidak mudah
dihaluskan meski sudah direbus lama. Pemblenderan dilakukan sampai halus.
3. Pemberian bumbu juga dilakukan saat tulang di blender atau dihaluskan agar bumbu lebih
merata. Bahan bumbu yang digunakan terdiri atas bawang merah, bawang putih,
garam, dan rempah-rempah yang dihaluskan.
4. Selanjutnya
adonan tulang yang telah halus dicampur tepung kanji, lalu ditambahkan air.
Setelah itu, diaduk sampai rata dan adonan dibuat gulungan.
5. Kemudian,
dikukus selama 15 menit sampai pulen.
6. Setelah
itu, gulungan dijemur di bawah sinar matahari selama setengah hari.
7. Langkah
selanjutnya dipotong tipis-tipis membentuk lingkaran. Kemudian, kerupuk kembali
dijemur selama satu hari penuh sampai kering.
8. Dilakukan
penggorengan, kerupuk kemudian dikemas dalam plastik.
Gambar 4. tahapan proses pembuatan kerupuk tulang dan kepala lele sumber: dok. kemdikbud |
E. PENGEMASAN
Pengemasan produk pangan harus memperhatikan segi kesehatan tubuh konsumen. Dalam pengemasan berbagai produk pangan dapat digunakan plastik atau mika. Pemilihan plastik dan mika untuk produk pangan haruslah sesuai jenis olahan, selera bentuk dengan warna yang beranekaragam. Yang harus diperhatikan dalam pengemasan pangan adalah proses perekatan kemasan, produk ini harus direkat tanpa celah sedikitpun. Hal ini untuk mencegah masuknya kotoran dan debu serta udara yang dapat mengakibatkan produk menjadi cepat rusak.
Gambar 5. pengemasan makanan hasil pengolahan bahan samping dari pengolahan hasil peternakan dan perikanan sumber: dok. kemdikbud |
Demikianlah ulasan mengenai "Pengolahan Bahan Samping dari Pengolahan Hasil Peternakan dan Perikanan Menjadi Makanan Siap Konsumsi". Semoga postingan ini bermanfaat dan sampai jumpa di postingan-postingan lainnya..
NB: Postingan ini dikutip dari buku pelajaran sekolah yang bertujuan sebagai alternatif sumber belajar bagi siswa yang sedang menjalani pembelajaran di masa pandemi covid-19, terutama bagi siswa yang kondisi gawai (hp)nya tidak mampu mengakses dokumen berbentuk pdf/ powerpoint/ video youtube.
Daftar Pustaka
Dewi Sri Handayani Nuswantari, dkk. 2018. Prakarya
SMP/MTs Kelas IX Semester 2 (Edisi Revisi). Jakarta: Kemendikbud.
Comments
Post a Comment