PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN BAHAN PANGAN SETENGAH JADI DARI HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP KONSUMSI"

Proses pengolahan bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan dilakukan secara diversifikasi yaitu pengolahan produk menjadi bervariasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat kosumsi anak-anak usia sekolah dalam mengkosumsi produk hasil perikanan dan peternakan berprotein tinggi dan berguna untuk tumbuh kembangnya. Selain itu pengolahan yang sudah diversifikasi ini sekarang sudah banyak ditemukan di pasaran.

A. PENGERTIAN BAHAN PANGAN SETENGAH JADI

Bahan Pangan Setengah Jadi adalah bahan pangan mentah yang telah mengalami pengolahan dengan cara pengawetan sehingga memiliki kualitas yang meningkat dan masa simpan yang lebih lama.

Bahan pangan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan tidak semuanya siap konsumsi, tetapi masih perlu pengolahan lebih lanjut untuk menjadi makanan siap saji atau siap konsumsi.

Olahan pangan setengah jadi berbahan baku daging sapi dan daging unggas saat ini banyak di minati masyarakat modern, terutama yang memiliki aktivitas bekerja yang padat, karena pengolahan bahan setengah jadi di simpan lama dalam kondisi beku seperti; baso, sosis, nugget atau dapat juga disimpan dalam kondisi kering seperti; dendeng, telur asin dan abon, dengan demikian dapat digunakan kapan saja.

B. JENIS DAN MANFAAT BAHAN PANGAN SETENGAH JADI DARI HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan sebagai bahan baku dalam membuat makanan siap konsumsi, antara lain:

1. Baso Ikan

Baso ikan adalah olahan ikan yang terdiri dari beberapa pilihan bahan pokok seperti ikan Tuna, surimi, udang, kakap dan marlin. Diramu dengan tepung tapioka dan racikan bumbu istimewa masingmasing mempunyai rasa khas yang menggugah selera. Sangat berbeda dengan baso daging, baso ikan memiliki tekstur yang lebih lembut dan gurih. Baso ikan sangat nikmat dimasak dengan cara direbus atau digoreng dan disajikan saat masih hangat. Di musim hujan atau cuaca dingin baso ikan adalah teman setia yang menghangatkan tubuh.

2. Dendeng Cumi

 Dendeng adalah makanan kering sebagai salah satu produk awetan yang diolah secara tradisional hingga modern dan sangat populer di masyarakat Indonesia. Lembaran daging cumi-cumi diberi campuran gula, garam, dan bumbu-bumbu lain kemudian dikeringkan. Selain rasa nya yang gurih dan lezat, dendeng cumi-cumi juga merupakan makanan tradisional yang kaya akan kandungan gizi seperti protein, mineral, kalsium, fosfor dan besi serta memiliki kelebihan yaitu masa simpannya lebih lama. Dendeng cumi merupakan hasil olahan laut yang cukup banyak memiliki penggemar sehingga mudah diperjualbelikan di pasar tradisional, supermarket atau penjualan dengan sistem online.

 3. Terasi Udang

Terasi udang atau disebut juga belacan termasuk hasil olahan setengah jadi dari bahan udang. Jenis udang yang biasa digunakan untuk membuat terasi adalah udang rebon atau udang yang berukuran kecil. Terasi berbentuk seperti pasta atau adonan dan berwarna hitam kecoklatan, kadang diberi bahan pewarna merah sehingga ada yang berwarna kemerahan. Udang rebon yang telah direbus lalu digiling dan ditambahkan garam kemudian difermentasi/diragikan, lalu dijemur agar kadar air menjadi rendah, kemudian digiling kembali hingga dapat dibentuk menjadi bentukbentuk umum terasi. Produk ini memiliki bau yang sangat tajam, biasanya terasi digunakan untuk membuat sambal. Dapat juga digunakan untuk membuat kerupuk terasi atau sebagai bumbu/bahan penyedap masakan dalam beberapa resep masakan di Indonesia.

4. Tepung Rumput Laut

Salah satu cara pengolahan atau pengawetan rumput laut yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung, dengan pengolahan menjadi tepung karagenan rumput laut, akan sangat bermanfaat di samping lebih praktis dalam penggunaan dan penyajiannya juga memudahkan dalam hal pengemasan dan pengangkutan. Tepung karagenan rumput laut ini sangat besar peranannya terutama sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengental), gelling agent (pembentuk gel), pengemulsi dan lainlain. Sifat ini banyak dimanfaatkan oleh industri makanan, obatobatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi, dan industri lainnya.

5. Telur Asin

Telur Asin adalah masakan yang berbahan dasar telur dengan cara diawetkan melalui cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan Telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain seperti telur bebek. Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa Telur Asin biasanya memiliki ciri khas cangkang telur berwarna hijau-kebiruan. Telur Asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna agak kemerahan, kering (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat, tekstur berminyak.

6. Dendeng Daging

Dendeng adalah daging yang dipotong tipis menjadi serpihan yang lemaknya dipangkas, dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Hasilnya adalah daging yang asin dan setengah manis dan tidak perlu disimpan di lemari es. Dendeng adalah contoh makanan yang diawetkan. Dendeng termasuk makanan berbentuk lempengan yang dibuat dengan cara pengeringan. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan dendeng adalah garam dapur, gula merah, dan rempah-rempah. Garam dapur merupakan bahan pemberi cita rasa dan pengawet pada makanan karena dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.

7. Kornet

 Kornet daging berbentuk gilingan daging halus yang berbumbu, produk ini tersedia dalam kema san kaleng atau sachet. Dengan diproses menjadi kornet, masalah penyimpanan daging sapi segar dapat diatasi. Agar awet, daging sapi segar memang harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku, akibatnya menjadi tidak praktis apabila akan digunakan. Sedangkan daging sapi segar yang telah diproses menjadi kornet kemudian dikalengkan, dapat disimpan pada suhu kamar sekitar dua tahun. Daging kornet dapat dihidangkan sebagai campuran perkedel, telur dadar, mi rebus, pengisi roti, serta makanan lain.

8. Keju

Keju terbuat dari susu sapi, susu kerbau maupun susu kambing. Teksturnya lembut dan rasanya creamy. Keju dibuat dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu. Hasilnya kemudian dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai cara. Produk keju banyak variasinya tergantung dari jenis susu, metode pengentalan, dan proses pembuatannya. Produk bahan pangan setengah jadi dari susu lainnya adalah susu bubuk dan yogurt (plain youghurt).

Contoh bahan pangan setengah jadi dari pengolahan hasil peternakan dan perikanan tidak hanya berupa 8 bahan yang sudah disebutkan di atas (1-8) tapi masih banyak lagi bentuknya seperti sosis, nugget, abon, sarden, ikan asin, cumi asin, ikan/daging asap, daging burger sapi, dan lain-lain.

C. TEKNIK PENGOLAHAN

Makanan dari Bahan Baku Setengah Jadi Hasil Perikanan Dan Peternakan Pengolahan pangan dari bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan secara umum dapat menggunakan teknik-teknik dasar pengolahan pangan yang telah dipelajari pada kelas VII dan kelas VIII. Coba kamu pelajari kembali. Berikut ini dijabarkan beberapa teknik pengolahannya.

 1. Teknik Memanggang (Baking)

 Daging ikan, daging sapi, dan unggas dapat langsung dipanggang untuk dijadikan steak. Daging yang dipanggang sebaiknya daging yang memiliki tekstur daging yang lebih kencang. Ikan dipanggang dalam oven. Caranya, panggang ikan dalam oven dengan suhu 200°C selama sekitar 10 menit atau hingga kulit pelapisnya kuning keemasan. Lama pemanggangan tergantung pada ketebalan fillet.

2. Teknik Menggoreng

Gunakan minyak goreng dengan jumlah yang cukup hingga seluruh bagian ikan terendam minyak. Pastikan minyak telah panas agar kulit pelapis ikan menjadi renyah. Gunakan api sedang, lalu goreng ikan dengan wajan anti lengket. Ikan cukup dibalik sekali saja sehingga tidak mudah hancur. Tapi ingat, teknik ini tidak bisa digunakan saat anda menggoreng ikan utuh dan hanya bisa digunakan pada fillet ikan dan unggas.

3.  Membakar (Grilling)

 Grilling  adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas (gridle) atau di atas pan dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292°C. Grill juga dapat dilakukan di atas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah maupun pada alat yang digunakan. Jeruji ini berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang. Selain itu, fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi ciri khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di-grilled. Beberapa teknik di atas hanya sebagian cara dalam pengolahan makanan panas kering. Pada umumnya cara mengolah bahan pangan banyak caranya seperti teknik mengasap, mengintim, dan menyangrai. Perbedaan-perbedaan teknik/cara/metode pengolahan pangan yang ada di Nusantara maupun seluruh dunia mencerminkan faktor-faktor sosial, ekonomi, agama, agrikultur, dan estetika yang memengaruhinya.

4. Menumis (Sauteing)

Teknik menumis (sauteing) adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah. Cairan yang biasa ditambahkan adalah saus, cream, dan sejenisnya. Cairan ini dimasukkan pada saat terakhir proses pemasakan. Sebelum menumis hendaknya potongan/irisan bahan makanan dipersiapkan terlebih dahulu. Panaskan wajan terlebih dahulu, kemudian tuangkan minyak goreng sedikit dan panaskan. Gunakan wajan yang besar agar potongan bahan makanan saat dimasukkan tidak sesak sehingga memudahkan saat melakukan tumis dan dapat matang secara merata. Agar lebih sehat, hindari penggunaan lemak jenuh. Gunakan minyak zaitun atau minyak kanola yang mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar kolesterol berbahaya. Selain itu, saus digunakan untuk memasak bahan makanan yang mudah lunak dan sayuran yang masih muda.

5. Teknik Merebus (Boiling)

Teknik merebus (boiling) adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih. Cairan yang digunakan berupa air, kaldu, dan susu. Caranya bahan makanan dimasukkan ke dalam cairan yang masih dingin atau dalam air yang telah panas.

 6. Teknik Poaching

Teknik poacing ialah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih (92-96 °C). Bahan makanan yang dipoach ini adalah bahan makanan yang lunak atau lembut dan tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya seperti telur, ikan, dan buah–buahan. Cairan bisa berupa kaldu, air yang diberi asam, cuka, dan susu.

7. Teknik Braising

Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan, (kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus) dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan. Jenis bahan makanan yang diolah dengan teknik ini biasanya daging dan sayuran. Efek dari braising ini sama dengan menyetup, yaitu untuk menghasilkan daging yang lebih lunak dan aroma yang keluar menyatu dengan cairannya.

8. Teknik Stewing  (Menggulai/Menyetup)

Stewing adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang. Maksud dari dimasak dengan api sedang dan dalam waktu yang lama agar aroma dari bahan masakan daging keluar dengan sempurna. Bahan masakannya biasanya daging, ayam, dan ikan. Pengolahan dengan teknik ini harus sering diaduk secara hati-hati agar tidak mudah hancur. Pada proses  stewing, cairan yang dipakai yaitu air, susu, santan, dan kaldu. Contoh makanan yang menggunakan teknik ini antara lain, opor ayam, gulai kambing, dan gulai ikan.

9. Teknik Mengukus (Steaming)

Teknik mengukus (steaming)  adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Sebelum mengukus bahan makanan alat pengukus yang sudah berisi air harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan mengeluarkan uap, kemudian masukkan bahan makanan pada steamer atau pengukus. Uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Efek dari teknik ini ialah menjadikan makanan lebih lunak dan lembut. Nilai gizi bahan makanan tidak banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang diolah dengan cara ini yaitu puding, bolu, sayuran, ikan atau ayam.

10. Teknik Simmering

Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung kecil. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat kaldu yang mengeluarkan ekstrak dari daging yang direbus. 

D. TAHAPAN PENGOLAHAN

Makanan dari Bahan Setengah Jadi Bahan Baku Hasil Perikanan dan Peternakan Hasil perikanan dan peternakan dapat dibuat berbagai diversifi kasi bahan pangan setengah jadi seperti berbagai jenis bakso (bakso ikan, bakso daging, bakso ayam), nugget ikan, nugget ayam, bubuk agar-agar rumput laut, keju, mentega, kerupuk ikan, kerupuk udang, dan sebagainya. Bahan pangan setengah jadi hasil perikanan dan peternakan ini masih memerlukan proses atau tahapan pengolahan. Mengapa? Agar bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan perternakan ini memiliki kandungan gizi yang lebih bermanfaat dan aman bagi kesehatan tubuh, memiliki rasa yang menggoyang lidah, dan memiliki nilai estetika dengan kemasan yang menarik.

Terdapat beragam makanan siap konsumsi yang dapat dibuat dari bahan pangan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan, berikut ini beberapa contohnya:

a)         Bakso ikan bakar; makanan ini  dibuat dari bakso ikan sebagai bahan bakunya.

b)         Otak-otak gulung lumpia; makanan ini dibuat dari otak-otak ikan sebagai bahan bakunya.

c)         Cumi asin kecap; makanan ini  dibuat dari cumi asin sebagai bahan bakunya.

d)         Sambal terasi; makanan ini  dibuat dari terasi sebagai bahan bakunya.

e)         Kue tepung rumput laut; makanan ini  dibuat dari tepung rumput laut sebagai bahan bakunya.

f)          Pindang sarden; makanan ini  dibuat dari sarden sebagai bahan bakunya.

g)         Sate surimi; makanan ini  dibuat dari surimi sebagai bahan bakunya.

h)         Telur asin tersembunyi; makanan ini  dibuat dari telur asin sebagai bahan bakunya.

i)           Ayam fillet teriyaki; makanan ini  dibuat dari fillet ayam sebagai bahan bakunya.

j)           Nugget saus tiram; makanan ini  dibuat dari nugget sebagai bahan bakunya.

k)         Sosis ayam bakar; makanan ini  dibuat dari sosis ayam sebagai bahan bakunya.

l)           Soto bakso ayam; makanan ini  dibuat dari bakso ayam sebagai bahan bakunya.

m)       Sempol ayam krispi; makanan ini  dibuat dari daging ayam cincang sebagai bahan bakunya.

n)         Sosis sapi pedas manis; makanan ini  dibuat dari sosis sapi sebagai bahan bakunya.

o)         Hamburger; makanan ini  dibuat dari daging burger sapi sebagai bahan bakunya.

p)         Super cheese spagheti; makanan ini  dibuat dengan menggunakan keju dan spagheti sebagai bahan bakunya.

q)         Lemper abon; makanan ini  dibuat dengan menggunakan abon dan beras ketan putih sebagai bahan bakunya.

r)          Stik kornet telur; makanan ini  dibuat dari kornet sapi sebagai bahan bakunya.

s)          Dendeng cabe ijo; makanan ini  dibuat dari dendeng sapi sebagai bahan bakunya.

t)          Sosis asam manis; makanan ini  dibuat dari sosis ayam/sapi sebagai bahan bakunya.

 

Pada materi ini kita akan mengolah makanan dari bahan setengah jadi dendeng daging sapi dengan teknik digoreng dan dibakar/panggang. Kalian dapat membuat kreasi sendiri dari bahan setengah jadi “dendeng sapi” ini, tidak harus mengikuti contoh yang ada. yaitu pembuatan dendeng sapi sambal ijo.

1. Perencanaan

a. Identifikasi Kebutuhan

Dendeng sapi adalah salah satu makanan yang cukup digemari oleh masyarakat. Bahan dendeng sapi telah banyak dijual dalam bentuk kemasan di pusat oleh-oleh  atau pasar swalayan.

b. Ide Gagasan

Membuat dendeng sapi sambal ijo dengan kreasi masing-masing.

 

2. Persiapan Bahan dan Alat

Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap. Apakah itu dengan cara membeli atau meminjam teman/tetangga.

a. Bahan Pembuatan Dendeng Sapi Sambal Ijo

Bahan pembuatan dendeng sapi sambal ijo terdiri dari: dendeng sapi, bumbu (bawang putih, bawang merah, cabe hijau keriting, gula merah, dan garam secukupnya) dan minyak untuk menumis.

Gambar 1. bahan pembuatan dendeng sapi sambal ijo
sumber: dok. kemdikbud

b. Alat 

Alat yang digunakan untuk membuat dendeng sapi sambal ijo adalah kuali/penggorengan, sutil, serokan, ulekan, dan spatula.

Gambar 2. alat yang digunakan untuk membuat dendeng sapi sambal ijo
sumber: dok. kemdikbud

3. Proses Pembuatan

Berikut ini tahapan proses pembuatan dendeng sapi sambal ijo:

1)    Panaskan minyak dalam wajan

2)    Goreng dendeng sapi hingga matang, angkat, dan tiriskan.

3)    Haluskan bawang merah, bawang putih, dan cabai hijau keriting.

4)    Tumis sambal ijo yang telah dihaluskan hingga harum baunya, lalu tambahkan garam dan gula secukupnya.

5)    Masukkan dendeng sapi goreng dalam tumisan sambal ijo, lalu aduk rata.

6)    Dendeng sapi sambal ijo siap disantap.



Gambar 3. tahapan pembuatan dendeng sapi sambal ijo
sumber: dok. kemdikbud

 4. Penyajian

Penyajian dendeng sapi sambal ijo menggunakan piring, nikmat disantap dengan nasi hangat. Jika suka dapat ditambah lalapan seperti: mentimun, daun selada, daun kemangi, atau tomat sesuai selera maka akan menambah nilai gizinya.

Gambar 4. penyajian dendeng sapi sambal ijo
sumber: dok. kemdikbud

5. Evaluasi Diri

Di akhir pembuatan pengolahan pangan dendeng daging sapi ujilah hasilnya dengan cara mencoba/merasakan masakanmu. Buatlah angket penilain sederhana bagaimana rasanya, warna, aroma dan bentuk penyajiannya mintalah beberapa teman dan guru untuk mengisi angket tersebut. Jika ada yang kurang sesuai buatlah catatan evaluasinya sebagai bahan masukkan dan bahan perbaikan berikutnya.

E. PENGEMASAN

Pengemasan produk pangan harus memperhatikan segi kesehatan tubuh konsumen. Dalam pengemasan berbagai produk pangan dapat digunakan plastik atau mika. Pemilihan plastik dan mika untuk produk pangan haruslah sesuai jenis olahan, selera bentuk dengan warna yang beranekaragam. Yang harus diperhatikan dalam pengemasan pangan adalah proses perekatan kemasan, produk ini harus direkat tanpa celah sedikitpun. Hal ini untuk mencegah masuknya kotoran dan debu serta udara yang dapat mengakibatkan produk menjadi cepat rusak.


Berikut ini contoh laporan praktik mengolah bahan pangan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan:


Gambar 5. contoh laporan praktik pengolahan bahan pangan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan menjadi makanan siap konsumsi


Demikianlah ulasan mengenai "Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari Hasil Peternakan dan Perikanan Menjadi Makanan Siap Konsumsi". Semoga postingan ini bermanfaat dan sampai jumpa di postingan-postingan lainnya..


NB: Postingan ini dari buku pelajaran sekolah yang bertujuan sebagai alternatif sumber belajar bagi siswa yang sedang menjalani belajar dari rumah (PJJ) di masa pandemi covid-19, terutama bagi siswa yang kondisi gawai (hp)nya tidak mampu mengakses dokumen berbentuk pdf/ powerpoint/ video youtube.

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.youtube.com/watch?v=22wf_oGPmlw


https://www.youtube.com/watch?v=ReyTdQjoXTM


Dewi Sri Handayani Nuswantari, dkk. 2018. Prakarya SMP/MTs Kelas IX Semester 2 (cetakan kedua, edisi revisi 2018). Jakarta: Kementerianqz Pendidikan dan Kebudayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP SAJI"

PRAKARYA KELAS 8 "PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI-UMBIAN MENJADI BAHAN PANGAN SETENGAH JADI"