PRAKARYA KELAS 8 "PENGOLAHAN BAHAN HASIL SAMPING DARI PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI MENJADI MAKANAN SIAP KONSUMSI"

A. PENGERTIAN

Tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi ditanam untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hasil utama dari tanaman tersebut digunakan untuk memenuhi ketersedian pangan sumber karbohidrat. Tahukah kamu bagian utama dari tanaman padi yang dimanfaatkan untuk bahan pangan? Lalu bagaimana dengan bagian tanaman padi yang lainnya, seperti batang dan sekamnya? Masih bisakah dimanfaatkan? Bagaimana pendapatmu melihat bagian yang sudah tidak digunakan bahkan dibuang ternyata masih bisa berguna untuk kehidupan manusia.

Manusia diberi kemampuan untuk berpikir dan mencari tahu berbagai hal yang ada di lingkungannya. Semua yang ada di bumi ini ada manfaatnya asal kita mau mencari tahu dan mempelajarinya. Semua anugerah Tuhan YME, tidak ada ciptaan-Nya yang sia-sia.

Pada bab V, kamu telah mempelajari pengolahan serealia, kacangkacangan, dan umbi menjadi bahan makanan, dan bahan makanan setengah jadi, serta pengolahan bahan makanan setengah jadi menjadi makanan. Pada bab ini, akan dibahas tentang pengolahan hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi menjadi produk pangan. Produk hasil samping adalah produk yang dihasilkan selain produk utama. Hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi masih bisa dimanfaatkan menjadi produk pangan. Mengolah hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi tidaklah sulit. Proses pembuatannya mudah, yaitu dengan mencampur bahan-bahan yang diperlukan dengan perbandingan tertentu, hanya saja memerlukan ketekunan dan kesabaran untuk menghasilkan produk samping yang bermanfaat. Bersama temanmu mulailah memanfaatkan hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi menjadi produk yang bermanfaat. Pada bab ini, akan dibahas hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi yang dimanfaatkan untuk produk pangan.

B. JENIS, KANDUNGAN DAN MANFAAT

Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang berlimpah. Produksi hasil pertanian yang berlimpah tentu memiliki hasil samping yang cukup tinggi juga. Hal ini perlu dimanfaatkan agar memberikan nilai tambah bagi kehidupan manusia. Kamu perlu mengetahui berbagai jenis hasil samping dari tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi serta kandungan dan manfaatnya sebagai berikut ini.

1. BEKATUL (SEREALIA)

Gambar 1. bekatul
sumber: dok. kemdikbud

Salah satu hasil samping penggilingan padi (serealia) adalah bekatul. Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil samping berupa sekam (15-20%), bekatul (8-12%), dan menir (±5%) merupakan bagian beras yang hancur. Bekatul didapat setelah dilakukan dua kali proses penyosohan padi. Penyosohan pertama dari proses penggilingan butiran padi bagian pembungkus kulit luar menghasilkan dedak yang biasanya diolah menjadi pakan ternak. Sedangkan, penyosohan kedua dari proses penggilingan butiran padi bagian dalam menghasilkan bekatul (rice bran) yaitu bagian kecil endosperm berpati yang merupakan kulit ari butiran padi dengan tekstur halus.

Kandungan gizi bekatul sangatlah kaya dibandingkan dengan butiran beras giling. Berikut ini, merupakan tabel komposisi kandungan gizi dari setiap bagian padi pada kadar air 14%.

Gambar 2. tabel kandungan gizi bekatul
sumber: dok. kemdikbud

Mineral yang terkandung pada bekatul yaitu kalsium (Ca), Magnesium (Mg), mangan (Mn), zat besi (Fe), kalium (K), seng (Zn) dan vitamin B15. Menurut hasil penelitian, bekatul mengandung mineral yang jumlahnya melebihi air minum sekitar 20%. Melihat betapa kaya kandungan gizi bekatul, sangat disayangkan jika selama ini manusia hanya banyak mengonsumsi beras putih saja, hendaknya mulai sekarang manusia mulai memanfaatkan bekatul.

Bekatul pun memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh dikarenakan kandungan gizinya yang luar biasa. Manfaat tersebut diantaranya dapat melancarkan pencernaan, membantu sirkulasi darah, berfungsi sebagai antioksidan, dan dapat mengobati berbagai penyakit seperti penyakit jantung (mengurangi kekurangan oksigen di otot jantung), diabetes mellitus (kencing manis), darah tinggi, kolesterol, pengapuran pembuluh darah, asma/bengek dan memperbaiki fungsi hati. Bekatul secara umum mampu memberikan efek nyata dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tubuh, mempebaiki stamina dan juga sebagai terapi yang sangat aman dan efektif untuk mengatasi berbagai penyakit.

2. AMPAS KEDELAI (KACANG-KACANGAN)

Gambar 3. ampas kedelai
sumber: dok. kemdikbud

Kedelai biasanya dibuat susu kedelai yang memiliki kandungan protein tinggi dan mengandung senyawa isoflavon yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Susu kedelai dibuat dengan menggiling kacang kedelai sehingga menghasilkan cairan putih yang merupakan susu kedelai.

 Hasil samping dari penggilingan kacang kedelai menjadi susu berupa limbah kacang kedelai atau tepatnya dikatakan sebagai ampas kedelai. Dengan adanya home industri pembuatan susu kedelai, maka dihasilkan ampas kedelai yang sangat banyak. Ampas kedelai ini masih mengandung gizi yang cukup tinggi dan baik bagi kesehatan, antara lain protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan juga mengandung asam amino lisin dan metionin serta vitamin B. Selain itu, ampas kedelai dapat dimanfaatkan menjadi berbagai aneka olahan masakan, baik yang rasanya gurih maupun yang rasanya manis.

3. KULIT SINGKONG (UMBI)

Gambar 4. kulit singkong
sumber: dok. kemdikbud

Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar kedua di dunia. Singkong merupakan salah satu tanaman yang murah dan banyak terdapat di pedesaan. Seperti kita ketahui seluruh bagian singkong banyak sekali manfaatnya, seluruh bagian dari umbi singkong dapat dimanfaatkan tanpa ada yang terbuang. Bagian tanaman singkong yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan yaitu umbi dan daun singkong. Adapun, hasil sampingdari tanaman singkong yaitu kulit singkong, bagian dalam yang berwarna putih-merah muda. Masyarakat kita belum banyak yang memanfaatkan kulit singkong sebagai olahan pangan, namun sekarang kulit singkong yang termasuk limbah organik mulai dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Hal ini dikarenakan kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Persentasi jumlah limbah kulit singkong bagian dalam sebesar 8% - 15% dari berat total singkong, dan mengandung 74% nutrisi dan serat kasar 15%. Kulit singkong memiliki peluang pasar sebagai makanan camilan yang memiliki nilai jual yang tinggi.

4. DAUN UBI JALAR (UMBI)

Gambar 5. daun ubi jalar
sumber: dok. kemdikbud

Ubi jalar atau biasa disebut ketela rambat banyak tumbuh subur di daerah pedesaan. Di Indonesia, ubi jalar memiliki banyak varietas berdasarkan warna kulit umbi yaitu kekuningan, putih, violet, dan ungu. Tanaman ubi jalar hasil utama yang dimanfaatkan adalah umbinya, sedangkan kulit ubi dan daun ubi sebagai hasil sampingnya. Seperti pada kentang, kulit umbi biasa dimakan adalah dengan cara mencuci kulitnya dengan sangat bersih dan dimasak bersama kulitnya. Sedangkan untuk daun ubi atau glandir (dalam bahasa Jawa) tidak banyak yang tahu jika daun ubi berkhasiat dan bisa dimakan, sehingga belum dimanfaatkan dengan baik.

Kulit umbi memiliki kandungan protein maupun serat yang tinggi dan banyak mengandung air. Adapun, daun ubi mengandung karbohidrat, serat, protein, kalsium, dan zat besi. Selain itu, daun ubi juga mengandung beta-karoten dan lutein yang berguna bagi kesehatan mata. Kandungan vitaminnya pun sangat banyak yaitu memiliki kadar vitamin E, vitamin C, dan vitamin B1, B2, dan B6 yang cukup tinggi. Vitamin B6 pada daun ubi jalar bisa menjadi suplemen untuk menaikkan trombosit sel darah merah. Juga mengandung polifenol yang dapat mencegah penyakit jantung dan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, serta dapat mengobati diare, sakit perut, mual, dan demam. Kandungan vitamin B6 pada daun ubi jalar bisa disejajarkan dengan sayuran brokoli, wortel, dan kembang kol, serta buah alpukat dan pisang.

Dalam pengolahan pangan daun ubi belum banyak ragamnya. Biasanya dibuat sebagai sayuran lalapan dengan sambal terasi, dimasak plecing seperti plecing kangkung yang dimakan bersama sambal asam, atau sop bening daun ubi dan ubi jalar. Dalam mengolah daun ubi hendaknya memilih daun ubi jalar yang masih muda dan segar. Dalam memasak daun ubi jalar tidak boleh terlalu lama karena daunnya menjadi lunak dan banyak lendirnya. Karena daun ubi jalar setelah dimasak teksturnya mirip kangkung tetapi agak berlendir.

C. TEKNIK PENGOLAHAN

Dalam mengolah hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi menjadi suatu produk pangan diperlukan pengetahuan teknologi pengolahan pangan yang memadai. Dalam mengolah hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi yang memiliki berbagai macam karakteristik diperlukan berbagai teknik pengolahan yaitu teknik pengolahan dasar dan teknik pengolahan pengawetan. Kedua teknik pengolahan tersebut telah kamu pelajari di kelas VII dan juga di kelas VIII semester 1.

Untuk mengingat kembali teknik-teknik pengolahan tersebut, maka akan diuraikan kembali secara singkat, sebagai berikut.

Adapun teknik dasar pengolahan bahan pangan dibedakan menjadi dua yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking).

1. Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah (Moist Heat)

Teknik pengolahan basah adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Bahan dasar cairan yang digunakan bervariasi seperti air, kaldu, santan, susu atau bahan lainnya. Yang termasuk teknik ini adalah merebus (boiling), merebus cairan sebanyak bahan pangan (poaching), merebus dengan sedikit cairan (braising), menyetup/menggulai (stewing), simmering, mengukus (steaming), dan teknik mengetim.

2. Teknik Pengolahan Panas Kering (Dry Heat Cooking)

Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking) adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Teknik ini sama sekali tidak menggunakan air dalam proses pematangannya, tetapi menggunakan minyak, mentega, minyak zaitun, minyak kanola, sehingga suhunya bisa mencapai 180oC. Yang termasuk teknik ini adalah menggoreng dengan minyak banyak (deep frying), shallow frying, menumis (sauteing), memanggang (baking), membakar (grilling) dan roasting. Selain itu, dalam mengolah hasil samping serealia, kacang-kacangan,dan umbi dapat menggunakan teknik pengolahan pengawetan pangan.

Teknik pengolahan pengawetan pangan ini terdiri atas tiga metode, yaitu: pengawetan fisik, pengawetan biologis, dan pengawetan kimiawi.

1. Pengawetan Secara Fisik

Pengawetan secara fisik merupakan proses pengawetan secara alami yang meliputi: pengawetan dengan suhu rendah (pendinginan), pengawetan dengan suhu tinggi (pemanasan), dan pengeringan.

a. Pengawetan dengan Suhu Rendah

Sistem pengawetan dengan suhu rendah adalah dengan cara memasukkan bahan pangan pada lemari pendingin. Proses pengawetan dengan suhu rendah ada dua macam yaitu pendinginan (cooling) dengan suhu antara -20°C sampai +10°C, dan pembekuan (freezing) dengan suhu antara -120°C sampai -240°C. Sedangkan pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -240°C sampai -400°C.

b. Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pengawetan dengan suhu tinggi dengan cara dipanaskan, misalnya merebus atau menggoreng suatu bahan makanan. Berdasarkan penggunaan suhu, waktu dan tujuan pemanasan, proses pemanasan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu proses pasteurisasi, sterilisasi, dan blanching.

c. Pengawetan dengan Pengeringan

Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas.

2. Pengawetan Secara Biologis

Proses pengawetan secara biologis adalah dengan peragian atau fermentasi, dan enzim.

3. Pengawetan Secara Kimiawi

Teknik pengawetan secara kimiawi digolongkan menjadi dua yaitu (a) penggunaan pengawet alami yang diperoleh dari makanan segar seperti gula, garam, bawang putih, cuka, kunyit dan kluwak; dan (b) penggunaan bahan tambahan makanan (BTM), dan pengasapan.

Penggunaan teknik pengolahan pangan tergantung produk pangan/ makanan apa yang akan dibuat. Setiap produk pangan/makanan yang dibuat dapat menggunakan lebih dari satu teknik pengolahan pangan, baik teknik pengolahan dasar maupun teknik pengolahan dengan pengawetan.

Apa yang kamu rasakan setelah mempelajari pengertian, dan jeniskandungan-manfaat dari bahan pangan hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi? Tentu menambah pengetahuanmu dan rasa syukur pada Tuhan, atas diberikannya tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan, sehingga tubuh kita dapat tumbuh dengan sehat, karena kandungan gizi yang terdapat pada setiap tanaman. Semua tanaman sayuran yang diciptakan Tuhan dan diberikan pada umat manusia memiliki kandungan dan manfaat. Bukan hanya bahan pangan utamanya saja, hasil sampingnya pun bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kita sebagai umat beragama patut bersyukur pada Tuhan.

D. TAHAPAN PENGOLAHAN DAN CONTOHNYA

Pengolahan hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi dapat dimanfaatkan menjadi produk pangan dan pada akhirnya dapat bernilai ekonomi. Berikut ini merupakan contoh pengolahan hasil samping serealia adalah bekatul (padi) diolah menjadi biskuit bekatul, hasil samping kacang-kacangan adalah ampas kedelai menjadi tempe gembus, hasil samping umbi yaitu kulit singkong menjadi kripik kulit singkong, daun ubi jalar menjadi sambel glandir asam.

Berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah atau proses pembuatan produk pangan dari hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi. Namun, hanya dua contoh yang dijabarkan secara lengkap. Adapun tahapan pembuatan pengolahan pangan mengikuti bagan alur/tahapan pengolahan yang telah dipelajari pada bab sebelumnya, yaitu dimulai dari perencanaan (identifikasi kebutuhan dan ide/gagasan), pelaksanaan/ pembuatan (bahan, alat, dan proses pembuatan), penyajian/pengemasan, dan evaluasi (evaluasi produk dari guru dan teman).

1. Bangket Bekatul dan Jus Pepaya-Nanas Bekatul

Dari tepung bekatul dapat diolah menjadi berbagai olahan pangan berupa makanan dan minuman. Dalam membuat produk pangan bekatul dicampur dengan bahan pangan, lainnya. Adapun produk pangan yang dibuat dari bekatul antara lain cereal, susu sehat bekatul, biskuit dan kue bolu atau cake. Contoh pembuatan Bangket Bekatul sebagai berikut:

Bahan yang diperlukan, antara lain: kelapa parut, tepung bekatul,telur, gula pasir, vanili, dan sedikit garam.

Proses pembuatannya, pertama dengan mencampur kelapa parut dan tepung bekatul, lalu disangrai hingga matang. Setelah itu kocok telur, gula, vanili dan sedikit garam hingga mengembang, kemudian campur bersama adonan bekatul yang telah disangrai. Tuang adonan kedalam cetakan dan panggang hingga matang, lalu sajikan bersama teh manis hangat. Sedangkan untuk membuat minuman jus pepaya-nanas bekatul, caranya sama dengan membuat jus biasa, namun perlu ditambahkan satu sendok bekatul.

Gambar 6. bangket bekatul
sumber: dok. kemdikbud

2. Tempe Gembus

Tempe gembus dibuat dari bahan hasil samping ampas kacang kedelai. Berikut ini tahapan pembuatannya.

a. Perencanaan

Identifikasi Kebutuhan

Bu Tina terbiasa membuat susu kedelai sendiri untuk keluarganya setiap hari. Maka bu Tina memiliki banyak ampas kedelai. Ampas kedelai jika dibuang amatlah sayang karena memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan tubuh.

b. Pelaksanaan/Pembuatan

Persiapan

Bahan:

• Ampas kedelai 500 gram

• Ragi tempe 1 sendok teh

Alat-alat:

Gambar 7. peralatan untuk pembuatan tempe gembus
sumber: dok. kemdikbud

Proses Pembuatan

Gambar 8. tahapan pembuatan tempe gembus
sumber: dok. kemdikbud

Gambar 9. tempe gembus yang sudah jadi
sumber: dok. kemdikbud

C. Penyajian

• Untuk penyajian tempe gembus perlu dimasak terlebih dahulu. Caranya dengan menggoreng secara langsung atau dibuat tempe gembus goreng tepung yang diberi bawang putih cincang halus, garam, dan irisan daun bawang.

• Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoam yang dialasi kertas nasi coklat atau wadah kotak plastik.

Gambar 10. tempe gembus goreng tepung
sumber: dok. kemdikbud

D. Evaluasi

Pada akhir pembuatan pengolahan pangan dari Tempe Gembus (hasil samping kacang-kacangan) ujilah hasilnya dengan cara mencoba/merasakan masakanmu, oleh dirimu, guru dan teman-temanmu. Jika ada yang kurang sesuai buatlah catatan evaluasinya sebagai bahan masukkan dan bahan perbaikan nantinya.

E. Keselamatan Kerja

Perhatikanlah!

• Gunakan celemek, ikat rambutmu jika perempuan agar tidak ada rambut yang terjatuh pada makanan ketika bekerja, dan cuci tangan sebelum bekerja.

• Hati-hatilah dalam bekerja baik dalam mengunakan peralatan tajam, listrik, kompor gas/minyak tanah, maupun pecah belah.

• Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik ketika akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.

• Bekerjasamalah yang baik antar teman.

• Matikan kompor/tungku dengan baik ketika selesai memasak.

 

3. SAMBAL GLANDIR ASAM

Glandir merupakah hasil samping dari tanaman ubi jalar berupa sayuran. Berikut ini tahapan pembuatannya.

a. Perencanaan

Glandir merupakah hasil samping dari tanaman ubi jalar berupa sayuran. Berikut ini tahapan pembuatannya.

Identifikasi Kebutuhan

Di Semarang, banyak tanaman ubi jalar dan daun ubi jalar memiliki kandungan protein, serat yang tinggi, dan banyak vitamin. Sangat baik untuk memanfaatkan daun ubi/glandir untuk kebutuhan tubuh akan serat, protein, dan vitamin.

Ide/Gagasan

Memasak daun ubi/glandir dengan sambal asam dan dimakan bersama nasi panas serta ikan tongkol sangat nikmat saat tubuh lelah.

b. Pelaksanaan/Pembuatan

Persiapan

Bahan:

• Sayur daun glandir/ubi jalar satu ikat

• Cabe merah besar, cabe rawit, bawang merah, tomat, terasi, gula merah dan jeruk nipis.


Alat-alat:

Baskom untuk mencuci daun ubi jalar dan bahan lainnya.

• Panci untuk merebus daun glandir.

• Talenan dan pisau untuk memotong daun glandir, cabe, tomat, terasi, mengupas bawang merah, menyisir gula merah dan memotong jeruk purut untuk diambil airnya.

• Centong saring untuk meniriskan air rebusan daun glandir.

• Piring saji dan sendok garpu untuk penyajian.

Proses Pembuatan

Gambar 11. tahapan pembuatan sambal glandir asam
sumber: dok. kemdikbud

c. Penyajian/Pengemasan

Untuk penyajian sambal glandir asam bisa disajikan terpisah antara sayur dan sambal atau disatukan dalam satu wadah.

• Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoam yang dialasi kertas nasi coklat atau wadah kotak plastik untuk sayur glandirnya, sedangkan sambalnya di tempatkan pada plastic sealed.

Gambar 12. penyajian sambal glandir asam
sumber: dok. kemdikbud


d. Evaluasi

Di akhir pembuatan pengolahan pangan sambal glandir asam (hasil samping umbi) ujilah hasilnya dengan cara mencoba/merasakan masakanmu oleh dirimu, guru dan teman-temanmu. Jika ada yang kurang sesuai buatlah catatan evaluasinya sebagai bahan masukkan dan bahan perbaikan nantinya.

e. Keselamatan Kerja

Perhatikanlah!

• Ikat rambutmu jika perempuan agar tidak mengganggu ketika bekerja, dan cuci tangan sebelum bekerja.

• Hati-hatilah dalam bekerja baik dalam mengunakan peralatan tajam, listrik, kompor gas/minyak tanah, maupun pecah belah.

• Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik ketika akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.

• Bekerjasamalah yang baik antar teman.

• Matikan kompor/tungku dengan baik ketika selesai memasak.

 

E. PENGEMASAN

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Tujuan dari pengemasan, dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran), dan untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi.

Persyaratan dari suatu pengemasan :

1. Kemasan harus bisa mewadahi produk

Bentuk fisik dari suatu bahan kemasan, harus didesain sedemikian rupa agar mudah diisi, ekonomis serta dapat ditutup secara efektif.

2. Kemasan harus bisa melindungi produk

Keadaan lingkungan seperti suhu yang tinggi dan rendah, maupun humidity yang tinggi rendah, bisa menyebabkan kegagalan terhadap fungsi kemasan secara efektif. Bahan kemasan harus mampu menahan tekanan proses distribusi, transparansi, dan handling.

Penggunaan bahan yang tepat dan didesain yang sesuai akan memperkecil kemungkinan kerusakan. Pengemasan klasifikasinya lebih dititik beratkan pada bahan bakunya. Bahan baku yang dipergunakan untuk membentuknya terutama, kertas, paperboard, cellophane, plastik, logam, glass/kaca, kayu, tekstil, dll.

Bahan baku tersebut tidak selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal, tetapi sering dalam bentuk kombinasi seperti kertas dilapisi plastik, cellophane dengan plastik dan aluminium foil, dan lain sebagainya. Sering juga klasifikasi didasarkan pada bentuk seperti flexible packaging ataupun rigid packaging. Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastik lainnya. Sebagai akibat pertimbangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastik lainnya adalah Oriented Polypropylene Film.

Gambar 13. pengemasan berbahan plastik
sumber: dok. kemdikbud

Demikianlah ulasan mengenai "Pengolahan Bahan Hasil Samping dari Pengolahan Serealia, Kacang-Kacangan, dan Umbi Menjadi Makanan Siap Konsumsi". Semoga postingan ini bermanfaat dan sampai jumpa di postingan-postingan lainnya..


NB: Postingan ini dikutip dari buku pelajaran sekolah yang bertujuan sebagai alternatif sumber belajar bagi siswa yang sedang menjalani pembelajaran di masa pandemi covid-19, terutama bagi siswa yang kondisi gawai (hp)nya tidak mampu mengakses dokumen berbentuk pdf/ powerpoint/ video youtube.

DAFTAR PUSTAKA

Suci Paresti, dkk. 2018. Prakarya SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 (Edisi Revisi 2017). Jakarta: Kemendikbud.


Comments

Popular posts from this blog

PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP SAJI"

PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN BAHAN PANGAN SETENGAH JADI DARI HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP KONSUMSI"

PRAKARYA KELAS 8 "PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI-UMBIAN MENJADI BAHAN PANGAN SETENGAH JADI"