FISIKA SMA KELAS 10 "ANGKA PENTING"

Pada postingan kali ini akan kita ulas materi Fisika SMA Kelas 10 yakni mengenai topik  Angka Penting. Selamat membaca dan semoga Anda menjadi semakin paham..

DAFTAR ISI

A. PENGERTIAN ANGKA PENTING

B. ATURAN ANGKA PENTING

C. ATURAN PEMBULATAN ANGKA PENTING

D. PERHITUNGAN ANGKA PENTING

E. LATIHAN SOAL ANGKA PENTING

F. JAWABAN SOAL ANGKA PENTING

A. Pengertian Angka Penting

  • Angka penting atau biasa disingkat AP merupakan semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
  •  Angka penting terdiri dari angka pasti dan angka taksiran/perkiraan (angka yang diragukan) sesuai alat ukur yang digunakan. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil alat ukur yang digunakan.
  • Contoh: dari hasil pengukuran menggunakan penggaris diketahui bahwa panjang sebuah ranting adalah 17 cm. Maka 17 cm atau 170 mm merupakan angka pasti. Sementara itu angka taksirannya adalah 0,5 mm, angka ini diperoleh dari skala terkecil dari penggaris yakni 1 mm dikali setengah (1/2). Maka angka penting dari hasil pengukuran ranting tersebut adalah 170,05 mm atau 17,005 cm.

B. Aturan Angka Penting

Berikut ini aturan menulis angka penting (AP) dalam fisika:

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting

     Contoh: 

  • 13.569 mempunyai 5 AP, yakni angka 1, 3, 5, 6, dan 9.
  •  27,4 mempunyai 3 AP, yakni angka 2, 7, dan 4.

2. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol adalah angka penting.

    Contoh:

  •  200.768 mempunyai 6 AP, yakni angka 2, 0, 0, 7, 6, dan 8.
  •  30,01 mempunyai 4 AP, yakni angka 3, 0, 0, dan 1.

3. Angka nol yang berada di sebelah kanan (dibelakang) angka bukan nol adalah  bukan angka penting, kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah maka akan menjadi angka penting.

    Contoh:

  •  540 memiliki 2 AP, yakni angka 5 dan 4.
  •  6900 memiliki 3 AP, yakni angka 6, 9, dan 0.

4. Angka nol yang berada di sebelah kiri (di depan) angka bukan nol adalah bukan angka penting.

    Contoh: 

  •  0, 0719 memiliki 3 AP, yakni angka 7, 1,  dan 9.

5. Angka nol yang berada di sebelah kanan (di belakang) angka bukan nol yang terletak setelah tanda desimal adalah angka penting.

    Contoh: 

  • 12, 800 memiliki 5 AP, yakni angka 1, 2, 8, 0, dan 0.

6. Angka nol yang berada di sebelah kanan (di belakang) angka bukan nol dan terletak setelah tanda desimal adalah angka penting.

    Contoh: 

  • 47, 00 memiliki 4 AP, yakni angka 4, 7, 0, dan 0.

7. Angka nol yang ditulis dalam bentuk notasi ilmiah adalah bukan angka penting.

    Contoh: 

  • 3 x 104 memiliki 1 AP, yakni angka 3.
  • 7,2 x 103 memiliki 2 AP, yakni angka 7 dan 2.
  • 1,50 x 102 memiliki 3 AP, yakni angka 1, 5, dan 0.

C. Aturan Pembulatan Angka Penting

Di dalam fisika tidak boleh sembarangan dalam membulatkan angka, terutama angka hasil pengukuran atau angka penting.

1. Apabila suatu angka memiliki nilai lebih dari maka dibulatkan ke atas.
    Contoh:

  •  25, 68 dibulatkan menjadi 25, 7 atau  dibulatkan menjadi 26.
2. Apabila suatu angka memiliki nilai kurang dari maka dihilangkan.
    Contoh: 
  • 36, 24 dibulatkan menjadi 36, 2 atau  dibulatkan menjadi 36.
3. Apabila suatu angka memiliki nilai sama dengan maka akan dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya merupakan angka ganjil, namun akan dihilangkan jika angka sebelumnya merupakan angka genap.
    Contoh:
  •  83, 35 dibulatkan menjadi 83, 4.
  •  64, 25 dibulatkan menjadi 64, 2.

D. Perhitungan Angka Penting

1. Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting

Aturan operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting adalah bahwa hasil penjumlahan dan hasil pengurangan harus memiliki banyak angka taksiran sesuai dengan bilangan yang memiliki angka taksiran paling sedikit.

Contoh: 32, 7 + 401, 56 = 434, 26

  • 32, 7 (memiliki 1 angka taksiran)
  • 401, 56 (memiliki 2 angka taksiran) 

Hasil penjumlahan dari kedua bilangan di atas adalah 434, 26 (harus memiliki 1 angka taksiran), sehingga harus dibulatkan menjadi 434, 3.

2. Perkalian dan Pembagian Angka Penting

Aturan operasi perkalian dan pembagian angka penting adalah bahwa jumlah angka penting pada hasil perkalian dan hasil pembagian harus mengikuti jumlah angka penting paling sedikit pada bilangan yang dioperasikan.

Contoh: 2, 45 x 0, 008 = 0,0196.

  • Bilangan 2,45 memiliki 3 AP.
  • Bilangan 0,008 memiliki 1 AP.

Hasil perkalian yakni 0,0196 (memiliki 3 AP) harus dibulatkan menjadi 0,02 (sehingga memiliki 1 AP).

E. Latihan Soal Angka Penting

1. Hitunglah berapa angka penting yang dimiliki oleh bilangan-bilangan berikut ini!

a. 2500 memiliki angka penting sebanyak ...

b. 0, 1070 memiliki angka penting sebanyak ...

c. 46, 031 memiliki angka penting sebanyak ...

d. 1890000 memiliki angka penting sebanyak...

2. Ubahlah bilangan-bilangan berikut ini ke dalam bentuk notasi ilmiah agar memiliki 2 angka penting!

a. 2490

b. 0, 00068

c. 33, 487

d. 500 

3. Ubahlah bilangan-bilangan berikut ini agar memiliki 3 angka penting (AP)!

a. m = 0, 26070 kg

b. p = 30, 081 cm

c. W = 1578,92 J

d. t = 23640 s

4. Tentukan besar hasil operasi di bawah ini dengan aturan angka penting!

a. 4.015 gr + 237 gr = ...

b. 867,09 cm - 42 cm = ...

c. 6480,82 m : 24,8 s = ...

d. 0, 075 kg x 1,30 m/s = ...

F. Jawaban Latihan Soal Angka Penting

1. a. 2500 = 2 AP, yakni angka 2 dan 5.

    b. 0,1070 = 4 AP, yakni angka 1, 0, 7, dan 0.

  c. 46,031 = 5 AP, yakni angka 4, 6, 0, 3, 

                       dan1.

   d. 1890000 = 6 AP, yakni angka 1, 8, 9, 0, 

                            0,dan 0.

2. a. 2490 dibulatkan terlebih dahulu menjadi 2500 agar memiliki 2 AP (yaitu angka 2 dan 5), setelah itu baru diubah ke bentuk notasi ilmiah yakni 25 x 102.

b. 0,00068 karena sudah memiliki 2 AP (yakni angka 6 dan 8) maka langsung diubah ke bentuk notasi ilmiah tanpa mengalami pembulatan, yakni 68 x 10-5 .

c. 33, 487 karena bilangan ini memiliki 5 AP (yakni angka 3, 3, 4, 8, dan 7) maka dilakukan pembulatan terlebih dahulu agar memiliki 2 AP sehingga menjadi 34, setelah itu diubah ke bentuk notasi ilmiah yakni 3,4 x 101.

d. 500 karena bilangan ini hanya memiliki 1 AP (yakni angka 5), maka bentuk notasi ilmiahnya agar menjadi memiliki 2 AP adalah 0,50 x 103.

3. a. m = 0,26070 kg, agar memiliki 3 AP maka harus dilakukan pembulatan menjadi 0,261 kg.

b. p = 30,081 cm, agar memiliki 3 AP maka harus dilakukan pembulatan menjadi 30,1cm.

c. W = 1578,92 J, agar memiliki 3 AP maka harus dilakukan pembulatan menjadi 1580 J.

d. t = 23640 s, agar memiliki 3 AP maka harus dilakukan pembulatan menjadi 23600 s.

4. a. 4015 gr + 237 gr = 4252

  • 4015 memiliki 4 AP
  • 237 memiliki 3 AP

Berarti hasil operasi penjumlahan di atas harus memiliki 3 AP, maka hasil operasi penjumlahannya harus mengalami pembulatan sehingga menjadi 4.250 gr.

b. 867,09 cm - 42 cm = 825,09 cm

  • 867,09 memiliki 5 AP
  • 42 memiliki 2 AP

Berarti hasil operasi pengurangan di atas harus memiliki 2 AP, maka hasil operasi pengurangannya harus mengalami pembulatan sehingga menjadi 820 cm.

c. 6480,82 m : 24,8 s = 261, 32338 m/s

  • 6480,82 memiliki 6 AP
  • 24,8 memiliki 3 AP

Berarti hasil operasi pembagian di atas harus memiliki 3 AP, maka hasil operasi pembagiannya harus mengalami pembulatan sehingga menjadi 261 m/s.

d. 0,075 kg x 1,30 m/s2  = 0,0975 kg.m/s2

  • 0,075 memiliki 2 AP
  • 1,30 memiliki 3 AP

Berarti hasil operasi perkalian di atas harus memiliki 2 AP, maka hasil operasi perkaliannya harus mengalami pembulatan sehingga menjadi 0,098 kg.m/s2 .


Demikianlah ulasan mengenai Angka Penting, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada postingan-postingan lainnya..

Comments

Popular posts from this blog

PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP SAJI"

PRAKARYA KELAS 9 "PENGOLAHAN BAHAN PANGAN SETENGAH JADI DARI HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN MENJADI MAKANAN SIAP KONSUMSI"

PRAKARYA KELAS 8 "PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI-UMBIAN MENJADI BAHAN PANGAN SETENGAH JADI"